Jujur
saja untuk tema ini saya bingung mau membahas soal apa yang dapat menimbulkan
suatu masalah yang dapat diselesaikan dengan argumen argumen. Saya berbincang
kepada orangtua saya bahwasannya hal yang tepat untuk mewarnai tema ini adalah
musyawarah.
Musyawarah
adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dari pemikiran individu
masing masing untuk mempengaruhi sesuatu tentang masyarakat atau lingkungan
dengan hasil yang mufakat (keputusan bersama).
Kebanyakan
musyawarah yang dilakukan oleh kita sebagai individu pelajar adalah musyawarah
yang paling kecil yaitu voting. Voting yang dilakukan oleh kita merupakan hal
hal terkecil juga misalnya untuk menentukan individu sebagai ketua dari
kelompok. Mungkin penentuan ketua kelompok itu adalah hal sepele jadi mereka
menentukan ketua dengan alasan karena teman dekat, lebih aktif di kelompok,
atau menonjol diantara yang lain.
Kemudian
musyawarah rukun tetangga (RT) yang pastinya mempengaruhi keluarga yang
dipimpin oleh RT tersebut. Dalam musyawarah penentuan pemimpin RT pun demikian
dengan alasan seperti itu, mungkin hanya beberapa yang berpikiran bahwa
pemimpin RT harus memiliki waktu luang untuk mengurus RT agar tidak
terbengkalai dan pastinya tidak korupsi.
Nah tiba
saatnya membahas hal yang sangat penting, musyawarah tingkat masyarakat atau
mempengaruhi banyak orang. Masih adilkah musyawarah di tingkat masyarakat ini?
Voting
adalah salah satu jenis musyawarah. Ketika pemilihan PILKADA, masyarakat ikut
serta bermusyawarah menentukan siapa yang layak untuk memimpin di wilayahnya.
Sekarang di era modern ini “tanpa uang kau pun menghilang” begitulah slogan
masa sekarng, poltik itu menghalalkan segala cara demi kekuasaan. Politik uang
pun marak diperbincangkan. Masih adakah musyawarah jika uang yang harus
berbicara?
Menurut
saya, musyawarah di masyarakat itu telah memudar dengan adanya kebudayaan dari
inividu seseorang yang korupsi atau orang yang memiliki uang banyak untuk
memutuskan keputusan akhir itu dengan hasil yang mereka mau.
Dapat
dibayangkan nantinya Indonesia pada tahun berikutnya akan dikuasai orang orang
yang memiliki uang saja sedangkan yang tidak memiliki akan terus tidak
memiliki. Tetapi apakah orang yang berkuasa itu memiliki pendidikan yang
selayaknya? Ataukah tingkat pendidikan mereka hanyalah sebagai formalitas dan
kemudian tidak dapat berpikir cermat untuk membangun Negara Indonesia yang
masih banyak memelihara warganya yang miskin?
Seharusnya
musyawarah itu dilakukan dengan sebenar benarnya, jangan asal liat duit
kemudian kita langsung memilih beliau. Bila kita masyarakat yang cerdas, kita
harus memanfaatkan musyawarah itu dengan sebenar benarnya dan memiliki
pemikiran yang maju untuk dapat memberantas sedikitnya kemiskinan di Negara
kita ini.
Intinya,
musyawarah itu adalah keputusan dari hasil pemikiran individu masing masing
untuk mempengaruhi suatu kelompok atau masyarakat untuk menuju kesepakatan yang
mufakat. Musyawarah itu bukan hal yang bisa di beli oleh uang. Barang bisa
dibeli tapi pemikiran dan harga diri jangan sampai bisa dibeli juga.
Opini
ini bila ada yang tersinggung mohon dimaafkan karena saya hanya berpendapat
agar kita dapat mengubah hidup kita ke tempat yang lebih layak dan semestinya.