Indonesia,
Indonesia adalah Negara dimana beragam jenis budaya tercantum di dalamnya.
Setiap provinsi di wilayah Indonesia memiliki budayanya masing masing. Misalnya
: batik dari jawa tengah dan sekitarnya.
Hal yang
saya bahas disini bukan budaya yang seperti itu, tetapi budaya yang merupakan
suatu perbuatan. Saya akan membahas budaya suku papua (perdalaman) yang masih
menganut budaya tukar isteri.
Tukar
isteri, mendengarnya saja saya cukup merinding karena tidak dapat saya
bayangkan bagaimana keadaan warga sekitar sampai melakukan hal tersebut. Banyak
argument dari salah seorang suku yang melakukan itu, bahwa budaya yang telah ia
lakukan selama ini merupakan wujud cinta mereka kepada dewa atau roh agungnya.
Bagi mereka hal ini merupakan budaya yang seharusnya dilestarikan sampai nanti
keturunan berikutnya. Padahal efek dari mereka melakukan hal tersebut sangat
fatal bisa dikatakan terjangkit HIV/AIDS.
Budaya
seperti ini hampir saja mempengaruhi warga di sekitar suku tersebut, mungkin
karena adanya agama dan moral jadi cara berpikir mereka pun berbeda dengan
orang orang yang ada di suku itu. Saya bersyukur budaya ini hanya mereka
lakukan saat waktu pemujaan pada roh roh saja yang tentunya saya tak mengerti
kapan acara tersebut berlangsung. Di era modern ini, saya prihatin dengan masih
adanya kepercayaan animisme dan dinamisme. Apalagi kepercayaan ini merupakan
salah satu budaya mereka yang berasal dari leluhur mereka. Tindak pemerintah
untuk menanggulangi ini pun tidak ada karena pemerintah setempat merasa takut
dengan masih adanya kepercayaan tersebut. apabila pemerinta mengganggu
kepercayaan itu nantinya mereka akan menerima akibat dari merusak kepercayaan
itu.
Selanjutnya
dari budaya yang bisa kita tiru dan pengaruh baik terhadap warga sekitarnya
adalah suku baduy. Kalian pasti pernah mendengar suku baduy, kini suku baduy
terbagi atas 2 jenis yaitu suku baduy dalam dan suku baduy luar. Disini saya
akan membahas tentang baduy dalam. Baduy dalam masih sangat kental adat dan
budaya yang beredar di wilayahnya. Banyak sekali budaya dan perilaku yang
seharusnya kita membudayakan ini di daerah kita sendiri. Sebagian kecilnya adalah
tidak bolehnya seseorang keluar malam hari atau lebih tepatnya setelah magrib
tiba, karena menurut adat sekitar aka nada roh halus yang akan menghantui
dirinya ketika mereka keluar saat magrib tiba. Ternyata setelah saya
mendengarkan ceramah saat saya solat jumat, kebiasaan yang seperti itu memang
seharusnya diperlakukan.
“suruhlah
anakmu tidak keluar di saat maghrib tiba, karena di saat itulah syetan syetan
berkeliaran dan mempengaruhi pribadi kita” ujar penceramah solat jumat saat
itu.
Menurut
saya, kebiasaan itu seharusnya menjadi budaya jaman sekarang untuk diharuskan.
Kebiasaan yang baik ini pun mungkin akan berpengaruh baik buat pribadi kita
sendiri. Budaya modern sudah melekat pada tubuh kita jadi untuk menjadikan hal
diatas menjadi budaya kebiasaan saat ini pun telah hilang. Yang dilakukan oleh
suku baduy ini sangat baik karena selain budayanya yang tak dapat di pengaruhi
dari jaman terdahulu budaya yang mereka jalani ini pun telah mendarah daging
jadi budaya modern yang berkembang di jaman sekarang tidak dapat mempengaruhi
budaya di daerah suku baduy dalam tersebut.
Berlanjut
budaya terdahulu yang telah menghilang di kalangan muda adalah budaya mencium
tangan kepada kedua orangtua ketika ingin berangkat sekolah, kuliah ataupun
kerja. Masihkah kita melakukan hal itu? Hampir semua menjawab tidak pastinya. Sebenarnya
ada sesuatu hal yang membuat budaya itu hampir punah di kalangan sekarang
adalah dengan adanya budaya gengsi. Saya baru menemukan budaya itu ketika saya
beranjak remaja seperti sekarang. Remaja kini terlalu terpengaruh dengan teman
teman sepergaulannya. Ketika kita sedang mencium tangan kedua orangtua pastinya
setelah kedua orangtua kita beranjak pergi langsung saja celotehan celotehan
tidak enak datang dari mulut teman teman. Entah mereka mengucap “anak mami”
atau “anak manja” atau yang lebih parah “masih jaman cium tangan”. Sebenarnya
budaya cium tangan itu penting, karena secara tidak langsung kita menghormati
kedua orangtua kita dengan cara kecil seperti itu. Hal terpenting lagi dari hikmah
mencium tangan kedua orangtua adalah restu atau doa kedua orang tua ketika kita
mencium tangan beliau langsung sampai ke kita tanpa melewati perantara. Budaya
budaya kecil ini yang seharusnya jangan hilang di tengah masyarakat dan malah
kebudayaan gengsi yang mempengaruhi masyarakat di era modern ini.
Opini
opini ini saya sampaikan untuk memenuhi keperluan tugas softskill saya, bila
mana anda tersentuh hatinya untuk melakukan budaya hal baik yang dapat ditiru
ya silahkan saja. Jangan meniru budaya suku di papua yang dapat berdampak tidak
baik buat diri kita maupun orang lain di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar